Jakarta – Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah (Bakom RI) Profesor Hamdan Hamedan menyatakan pidato Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia.
Presiden Prabowo naik podium sesi debat terbuka Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) waktu setempat.
“Indonesia menunjukkan komitmen yang sangat kuat untuk perdamaian dunia melalui posisi aktifnya dalam memajukan internasionalisme, dan multilateralisme,” kata Prof. Hamdan mengomentari pidato Presiden Prabowo di Jakarta, Rabu.
Hamdan, yang merupakan pakar bidang hubungan internasional, kemudian menyoroti secara khusus pandangan Presiden Prabowo terhadap peran penting PBB dan multilateralisme.
Dalam pidato Presiden Prabowo itu, Indonesia menunjukkan posisinya yang mengedepankan kerja sama dan diplomasi dalam mengatasi berbagai tantangan.
Walaupun demikian, tidak hanya terkait sikap Indonesia yang mendukung multilateralisme, menurut Prof. Hamdan, pidato Presiden Prabowo juga menunjukkan kemampuan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk keterlibatan Indonesia secara aktif dalam misi-misi perdamaian, langkah-langkah konkret menghadapi ancaman krisis pangan, air, dan energi, serta tantangan lain yang terkait dengan dampak perubahan iklim dan pemanasan global.
Presiden Prabowo, dalam pidatonya di hadapan seratusan lebih kepala negara dan delegasi negara-negara anggota PBB, menyatakan Indonesia tidak hanya menjadi salah satu kontributor terbesar untuk pasukan perdamaian, tetapi Indonesia juga siap berkontribusi secara finansial untuk misi-misi perdamaian dunia.
“Hal itu memperlihatkan kesiapan Indonesia untuk terlibat langsung dalam upaya menjaga perdamaian dan keamanan internasional sekaligus memperkuat kerja sama multilateral demi kemanusiaan,” sambung Hamdan.
Sementara itu, terkait genosida yang saat ini terjadi di Gaza, Palestina, Presiden Prabowo dalam pidatonya kembali menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara (two-state solution).
Menurut Hamdan, pidato Presiden terkait masalah itu merupakan wujud komitmen Indonesia terhadap perdamaian abadi, sekaligus bukti solidaritas Indonesia terhadap rakyat Palestina.
“Keseluruhan komitmen ini mencerminkan perjalanan peradaban Indonesia yang menempatkan perdamaian sebagai tujuan utama dalam hubungan internasional. Indonesia bermain sebagai aktor yang tak hanya berperan di panggung nasional, tetapi juga global, dengan menjadikan perdamaian dunia sebagai misi bersama demi kesejahteraan seluruh umat manusia,” kata Hamdan.
Dalam pidatonya di Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB, Presiden Prabowo membahas sejumlah isu, di antaranya terkait genosida Israel di Gaza, Palestina, dan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara, ancaman nyata dampak perubahan iklim dan komitmen Indonesia untuk transisi menuju energi bersih, krisis pangan serta langkah Indonesia mewujudkan ketahanan pangan, dan pandangan Indonesia mengenai peran penting PBB.
Sesi debat umum merupakan acara inti Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB.
Presiden Prabowo naik podium pada urutan ketiga, setelah Presiden Brazil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva pada urutan pertama, dan Presiden AS Donald Trump pada urutan kedua.
Tradisinya, Brazil selalu berbicara pada urutan pertama dalam Sidang Majelis Umum PBB, dan AS selalu berbicara pada urutan kedua selaku tuan rumah.
Kehadiran Presiden Prabowo secara langsung di Markas PBB pada Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB pun menjadi kehadiran pertama kepala negara Indonesia setelah absen selama 10 tahun dalam forum tahunan PBB tersebut.